Siapa yang menyangka meski bertubuh kura-kura, makhluk ini miliki taring tajam layaknya mamalia yang gemar memangsa. Yang menarik, hewan itu malah vegetarian.
Ilmuwan menemukan binatang bertaring tajam mirip kura-kura, dikenal dengan nama Tiarajudens eccentricu. Meski menyeramkan, hewan itu termasuk vegetarian dan menggunakan taringnya untuk melawan predator ataupun musuh.
Ahli paleontologi vertebrata Juan Carlos Cisneros dari Federal University of Piaui di Teresina, Brazil, mengatakan kepada LiveScience, "Jika Anda bertanya kepada saya seberapa mengejutkan penemuan fosil ini, saya cuma bisa mengatakan keberadaan fosil aneh Tiarajudens eccentricus sama seperti penemuan sebuah unicorn (kuda bertanduk).”
Selain gigi bertaring tajam, makhluk itu memiliki mulut yang sepenuhnya ditutupi gigi dan tubuhnya tidak bertempurung. Diperkirakan Tiarajudens eccentricu mengkonsumsi batang tumbuhan ataupun daun. Cisneros memperkirakan hewan itu memiliki kebiasaan mirip sapi dan domba.
"Temuan ini menunjukkan adanya komunitas herbivora di lingkungan darat lebih dari 260 juta tahun lalu," kata Cisneros. Penelitian itu dipublikasikan di jurnal Science edisi 25 Maret.
Ilmuwan menemukan binatang bertaring tajam mirip kura-kura, dikenal dengan nama Tiarajudens eccentricu. Meski menyeramkan, hewan itu termasuk vegetarian dan menggunakan taringnya untuk melawan predator ataupun musuh.
Ahli paleontologi vertebrata Juan Carlos Cisneros dari Federal University of Piaui di Teresina, Brazil, mengatakan kepada LiveScience, "Jika Anda bertanya kepada saya seberapa mengejutkan penemuan fosil ini, saya cuma bisa mengatakan keberadaan fosil aneh Tiarajudens eccentricus sama seperti penemuan sebuah unicorn (kuda bertanduk).”
Selain gigi bertaring tajam, makhluk itu memiliki mulut yang sepenuhnya ditutupi gigi dan tubuhnya tidak bertempurung. Diperkirakan Tiarajudens eccentricu mengkonsumsi batang tumbuhan ataupun daun. Cisneros memperkirakan hewan itu memiliki kebiasaan mirip sapi dan domba.
"Temuan ini menunjukkan adanya komunitas herbivora di lingkungan darat lebih dari 260 juta tahun lalu," kata Cisneros. Penelitian itu dipublikasikan di jurnal Science edisi 25 Maret.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar