Sang Dokter yang Sulit Lepas dari Kecanduan Alkohol
Sepak bola kembali berduka. Setelah meninggalnya Gary Speed pekan lalu (27/11), kini legenda Brazil Socrates menyusul. Mantan kapten timnas Brazil itu meninggal pada usia 57 tahun karena infeksi usus.
TIDAK banyak pemain sepak bola dunia yang serius menekuni pendidikan formal. Apalagi pada era 1970-an. Tapi, Socrates adalah perkecualian. Dia baru serius menekuni sepak bola setelah lulus dari kuliah kedokteran.
Dia sudah mulai menjajaki sepak bola ketika usianya 20 tahun dengan membela klub Brazil Botafogo. Hanya, pada awal karirnya, Socrates lebih memberikan perhatian untuk menyelesaikan kuliah kedokterannya di Faculdade de Medicina de Ribeir Preto.
Begitu lulus pada usia 23 tahun dan mendapatkan gelar sebagai dokter, baru Socrates mulai serius menekuni sepak bola profesional. "Sepak bola adalah satu-satunya profesi saya sejak saya siap untuk bermain pada usia 24 tahun," jelas Socrates, seperti dikutip Reuters.
Terbilang telat bagi seorang pemain sepak bola profesional. Tapi, dengan bakat hebat dan kecerdasannya, Socrates cepat bersinar. Terutama setelah pindah ke Corinthians pada 1978. Setahun berikutnya, pemain yang berposisi sebagai gelandang serang itu dipanggil timnas Brazil.
Karir gemilangnya pun dimulai. Secara reguler dia dipanggil membela Brazil. Dia menjadi kapten bagi Brazil pada Piala Dunia 1982 dan menyerahkan ban kapten kepada Edinho ketika tampil pada Piala Dunia 1986.
Kecemerlangannya sebagai pemain, membuatnya ditabalkan sebagai pemain terbaik Amerika Latin oleh majalah El Pais pada 1983. Sayang, sepanjang karir sepak bolanya dia gagal mengantarkan Brazil menjuarai Piala Dunia.
Terlepas dari karir sepak bolanya yang hebat, Socrates punya beberapa masalah dalam kehidupan luar lapangannya. Dia dikenal sebagai perokok berat dan doyan menegak minuman keras. Ironis, karena dia adalah seorang dokter.
Belakangan, akibat gaya hidupnya yang tidak sehat, membuat Socrates menderita infeksi usus. Karena sakitnya itu, dia dua kali masuk rumah sakit pada Agustus dan September lalu karena pendarahan pada sistem pencernaannya.
Diduga, penyebab utamanya adalah kebiasaan menegak alkohol yang dilakoninya sejak masih bermain. "Alkohol tidak mempengaruhi karir saya sebagai pemain," bilang Socrates, ketika masih bermain.
Tapi, Socrates akhirnya harus menyerah kemarin. Dia meninggal di rumah sakit Albert Einsten Israeli pada usia ke-57. Menurut keterangan rumah sakit, dia meninggal setelah menderita kejutan septic. Dia masuk rumah sakit sejak Jumat lalu.
Ya, pemain cerdas itu telah pergi. Pemain yang selama hidupnya mengakuti garis politik kiri serta mengagumi tokoh-tokoh seperti Fidel Castro, Che Guevara, dan John Lennon itu meninggalkan jejaknya sebagai salah kapten Brazil paling berwibawa.
Oleh Pele, Socrates dimasukkan dalam daftar 125 legenda sepak bola pada Maret 2004 lalu. World Soccer juga memasukkan namanya dalam daftar 100 pemain terbaik sepanjang sejarah. Kakak dari kapten Brazil di Piala Dunia 1994 Rai itu masuk dalam daftar Hall of Fame di musim sepak bola Brazil Pacembu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar